Selasa, 23 November 2010

Ramalan-ramalan Edgar Cayce Untuk Abad 21


Oleh Mark Thurston
ramalan-edgarcayceThe Virginia Pilot, surat kabar untuk Pantai Virginia, daerah tempat tinggal Edgar Cayce selama 20 tahun terakhir masa hidupnya, memasang judul utama dan berita yang mengejutkan: “Berkurangnya Medan Gaya Bumi Mungkin Merupakan Tanda-tanda Pergeseran Kutub”. Peringatan yang menakutkan ini dikeluarkan pada tanggal 13 Juli 2004. Edgar Cayce telah meninggal dunia hampir enam puluh tahun silam. Tapi salah satu ramalannya langsung terlintas di pikiranmereka yang akrab dengan karyanya. Artikel surat kabar ini kemudian melanjutkan dengan menggambarkan keprihatinan terbaru dalam dunia sains mengenai apa yang mungkin akan menjadi tahap awal dari perputaran dramatis kutub-kutub magnet: peristiwa yang terakhir kali terjadi 780.000 tahun silam!
Berita ini langsung menyedot perhatian mereka yang pernah terpesona oleh ajaran Cayce namun mungkin beberapa tahun belakangan ini mulai meragukan akurasi atau relevansi dari apa yang telah diungkapkan Cayce sepanjang 43 tahun menyampaikan wawasan-wawasannya mengenai ratusan persoalan yang berbeda. Dan perubahan dramatis bumi hanyalah salah satunya. Tapi kini artikel berita itu—yang, setidaknya, terletak di halaman depan dan dilaporkan oleh banyak surat kabar dan televisi di seluruh dunia—berpotensi mengobarkan kembali minat terhadap nubuat Cayce untuk abad 21.
Sesungguhnya, beberapa tahun yang lalu—ketika kita berada di ambang milenium baru—begitu banyak nubuat atau bakal-nubuat yang memperingatkan datangnya bencana serta musibah. Tapi kemudian hal-hal itu tidak mewujud dalam kenyataan. Kerusakan sementara akibat komputer Y2K tidak pernah terjadi. Pergeseran kutub bumi pun tidak pernah berlangsung. Ujung-ujungnya mulai terlihat seakan-akan mereka “hanya meributkan masalah sepele”.
Sedikit banyak ini agak mengecewakan. Bagi mereka yang serius mempelajari ramalan Edgar Cayce, ada banyak harapan besar untuk tahun 1998, sebagai kulminasi 40 tahun masa ujian dan perubahan yang luar biasa. Sementara itu, para peramal lain menargetkan tahun 2000 atau 2001. Tapi jika menengok ke belakang, mungkin saja akan ada yang merasa tertipu. Mana ada perubahan mendadak menuju suatu zaman baru? Dan sampai sekarang pun, sepertinya tidak ada pencerahan lebih banyak di dunia ini dibandingkan 10 tahun yang lalu, misalnya.
Mungkin masalahnya tidak serta-merta karena informasi batiniah yang tak bisa diandalkan, tetapi lebih kepada apa yang kita cari sebenarnya. Mungkin saja hanya setelah melalui tahun 1998 atau 2001, kita betul-betul bisa menghargai karya nubuat dari seseorang seperti Edgar Cayce.
Kini setelah kita terbebas dari publisitas dan sensasi di penghujung abad dan di akhir milenium, kita dapat melangkah mundur dan sungguh-sungguh menghargai ajaran dari seorang filosof spiritual, mistikus, dan penyembuh yang luar biasa ini. Selain itu, kita pun mungkin akan mendapatkan suatu gambaran menakjubkan tentang bagaimana sebenarnya kehidupan di abad 21. Terlebih, kita bahkan mungkin akan sampai pada kesimpulan bahwa penggambaran dan visi-visi Cayce mengenai kehidupan setelah 2001 sebenarnya jauh lebih penting dibandingkan apa yang dia katakan tentang dekade-dekade yang telah kita lewati saat ini.
Untuk melihat kekuatan pesannya, kita mesti mempertimbangkan dua kata yang saling berkaitan namun juga berbeda: “ramalan” (prediction) dan “nubuat” (prophecy). Hubungan antara dua kata inilah yang akan kita telaah lebih mendalam di buku ini. Tetapi untuk sekarang cukuplah bahwa ramalan diartikan sebagai pernyataan tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan. Pada ramalan, hal-hal yang terjadi relatif pasti, sehingga diberikanlah gambaran pendahuluannya (sneak preview). Di pihak lain, nubuat mengindikasikan apa yang mungkin akan berlangsung di masa depan. Nubuat mengandung makna bahwa masa depan masih dalam proses pembentukan. Dan karena masa depan bersifat “cair”, maka kita masih bisa mempengaruhi pembentukannya. Sesungguhnya, itulah maksud nubuat dalam Alkitab yang sebenarnya: Malapetaka akan datang, tapi masih ada waktu untuk mengubah jalan kalian dan menjadikan segala sesuatu berbeda.
Oleh karena itu, nubuat memberi kita kuasa. Nubuat memperlihatkan kita momentum yang ada saat ini dan ke manakah momentum itu kemungkinan mengarah. Di waktu bersamaan, nubuat mengingatkan kita akan kehendak bebas yang kita miliki dan juga kapasitas kita untuk turut menciptakan kondisi-kondisi bagi masa depan. Edgar Cayce adalah seorang penubuat (orang yang mengungkapkan nubuat) sekaligus seorang peramal. Tak bisa disangkal, dalam buku ini mungkin dua kata itu sering bercampur baur dan dianggap nyaris bersinonim. Tapi kita tak akan bisa memahami kedalaman serta lingkup ajaran Cayce kecuali kita mengingat bahwa ia biasanya melangkah lebih jauh dari sekadar peramal dan berganti baju menjadi penubuat. Saat itulah, filosofinya senantiasa ditujukan untuk mengingatkan kita tentang siapakah kita dan kemampuan terpendam kita untuk membentuk masa depan yang positif—bagi diri kita sendiri secara pribadi dan bagi bumi ini secara bersama-sama.
Dengan demikian, memang betul, beberapa pernyataan yang diungkapkan oleh Cayce di dalam terawangan (reading) batiniahnya sepertinya tidak terlaksana. Ada kejadian-kejadian dan kondisi yang ia rasa akan terjadi sebelum masuk abad 21, dan beberapa di antaranya tidak menjadi kenyataan, terutama mengenai perubahan-perubahan tertentu pada bumi. Tetapi kita harus paham benar di sini, khususnya jika ingin dapat mengerti seberapa bermanfaat dan berpengaruh ajaran Cayce bagi kita di abad 21. Pertama-tama, ketahuilah bahwa kurang dari 0,2 persen dari seluruh terawangannya menyangkut bencana perubahan bumi. Jadi bagaimana dengan 99 persen lebih lainnya, apa saja yang diberitahukan terawangan-terawangan tersebut tentang dunia baru yang kita miliki di milenium baru ini? Apakah inti utama dari seluruh nubuat Cayce dan apakah maknanya bagi kita di zaman sekarang?
Pada dasarnya, Edgar Cayce memiliki pandangan yang sangat menjanjikan tentang dunia di tahun setelah 1998 atau 2001. Dan sebagian besar isi buku ini akan berfokus pada pesan-pesan penuh harapan itu—ajaran-ajaran tentang bagaimana kita bisa secara kreatif membentuk budaya baru untuk abad 21, sebuah budaya yang berbasis pada dimensi-dimensi batin manusia yang sungguh luar biasa.
Selagi kita bersama-sama melintas garis-waktu sejarah dan berpijak di sisi pergantian milenium baru, berikut ini adalah apa yang bisa kita lihat dan apresiasi tentang nubuat-nubuat Cayce.
Sepuluh Tema Pokok dalam Ramalan Agung Abad 21:
1. Bentuk baru pengobatan akan muncul—semacam penyembuhan yang berhubungan dengan transformasi—yang berakar pada holisme dan berkenaan dengan tubuh sebagai sebuah sistem energi. Setiap manusia memiliki tubuh, pikiran, dan ruh yang saling berhubungan. Untuk penyembuhan yang menyeluruh, kita akan memiliki bentuk pengobatan baru yang bekerja dengan mengintegrasikan ketiga unsur tersebut. Itu artinya bukan saja menerapkan pengobatan fisik dan prosedur untuk pemulihan kesehatan tubuh, tapi juga ada metode untuk mentransformasi sikap serta emosi, dan juga disiplin-disiplin agar cita-cita dan tujuan spiritual kita tetap terfokus jernih. (Di bagian Pendahuluan ini nantinya kita akan melihat salah satu aspek dari ramalan Edgar Cayce mengenai kesehatan dan penyembuhan: umur panjang).
2. Intuisi dan kemampuan supranatural akan menjadi sesuatu yang biasa. Sebagaimana yang telah divisikan oleh Cayce dalam sebuah pernyataan mengenai esensi “kesadaranZaman Aquarius”, manusia masa depan kelak memiliki “kesadaran penuh akan kemampuan untuk berkomunikasi dengan, atau sadar akan, hubungan dengan Kekuatan-kekuatan Kreatif dan pemanfaatan-pemanfaatannya di tataran lingkungan material.” (#1602-3) Beberapa generasi mendatang, orang-orang kelak mampu mengadakan hubungan personal dan langsung dengan dunia spiritual; dan lebih jauh lagi, melalui cara-cara yang menjadikan hubungan tersebut dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan material.
3. Sains dan spiritualitas akan menjadi pasangan yang serasi. Penyatuan dua arus utama ini dalam sejarah manusia akan menghasilkan transformasi budaya. “Penelitian” serta “Pencerahan” akan berjalan beriringan, sehingga memungkinkan adanya “sains dunia spiritual” dan pemahaman baru tentang kesucian (sacredness) untuk alam material. Barangkali cara yang paling ampuh agar hal ini mengejawantah di milenium baru adalah melalui individu-individu yang menempuh jalan spiritual (the seekers), bukan di dalam laboratorium penelitian yang steril. Sains kesadaran bisa dikerjakan di rumah masing-masing. Bab 8, 9, dan 10 khusus menguraikan metode perluasan-kesadaran, yang diramalkan Cayce akan menjadi suatu kewajaran di masa-masa mendatang.
4. Akan ada perubahan dramatis pada geografi bumi, termasuk perubahan pola-pola cuaca yang sangat signifikan. Bisa jadi apa yang Cayce lihat dalam terawangannya tentang perubahan bumi, yakni gempa bumi dan banjir, mungkin sebenarnya berkaitan dengan perubahan drastis pola-pola cuaca yang berlangsung di abad 21 dan seterusnya.
5. Akan terjadi semacam “pemerataan” (leveling) sosial dalam skala global. Proses ini mungkin akan terasa sangat sulit, menyakitkan, dan bahkan kejam. Tapi, kondisi-kondisi saat ini yang timpang tak bisa terus berlanjut. Sehingga, akan “ada satu patokan (pemerataan) bagi buruh di lapangan dan pekerja di belakang kasir, dan pekerja lain di balik penukaran uang.” (#3976-18).
6. Kepemimpinan di kancah internasional akan bergerak ke Timur, dan bahkan ke negeri Cina. Cina suatu hari kelak menjadi tempat lahirnya Kristianitas; dan “peradaban (kemudian) harus bergeser ke arah barat. Dan sekali lagi Mongolia, bangsa yang tidak disegani, akan terangkat.” (#3976-15).
7. Penemuan-penemuan arkeologis, terkait dengan peradaban-peradaban kuno, secara radikal akan mengubah pemahaman kita akan sejarah manusia. Lebih lanjut, penemuan-penemuan ini kelak memperlihatkan kepada kita bagaimana nenek moyang kita di masa silam menemukan cara untuk mengintegrasikan sains dan spiritualitas.
8. Kontinuitas hidup akan diterima sepenuhnya sebagai fakta yang tak terbantahkan. Tak ada yang dinamakan kematian. Kematian semata-mata hanyalah transisi dari satu keadaan sadar ke keadaan sadar lainnya. Rasa takut pada kematian bakal tersingkir perannya sebagai motivasi utama manusia.
9. Prinsip kemanunggalan (oneness) akan menjadi dasar utama dalam perikemanusiaan. Keesaan Tuhan akan membimbing seluruh tradisi agama, kemanunggalan seluruh energi akan menuntun sains, dan kesatuan seluruh umat manusia akan mengarahkan politik.
10. Nabi Isa akan muncul kembali dalam kehidupan bumi. Apa yang disebut “Kedatangan Kedua (Nabi Isa)” barangkali suatu istilah yang keliru karena Kesadaran Kristus tak pernah meninggalkan kita. Bagaimanapun, visi Cayce menyatakan adanya kemunculan fisik dari jiwa yang datang dua ribu tahun silam sebagai Nabi Isa. Tidak ada tanggal yang disebutnya, tapi nubuat itu sering ditemukan dalam terawangan Cayce.
Sepuluh tema nubuat di atas memberikan pandangan yang menginspirasi tentang dunia tempat tinggal kita ini. Dan mungkin, dalam banyak hal, adalah hal yang menggembirakan bahwa tahun 1958-1998 berlalu tanpa beberapa ramalan seram yang menjadi kenyataan. Kini kita memiliki kesempatan untuk melangkah mundur dan bersikap jernih dalam memandang gambaran besar dari nubuat-nubuat Cayce mengenai abad baru dan berabad-abad yang akan datang.
Tentang Buku Ini
Ramalan Agung Abad 21 merupakan penyelidikan saksama terhadap seluruh nubuat yang dikemukakan oleh Edgar Cayce. Beberapa nubuat masih jauh dicapai sebab menyinggung arah evolusi manusia, yang jelas-jelas membutuhkan waktu beberapa dasawarsa (atau bahkan berabad-abad) untuk mencapai kondisi itu. Pernyataan-pernyataan nubuat lainnya jauh lebih terfokus, berjangka waktu pendek, dan merupakan upaya-upaya untuk melihat apa yang terbentang tak jauh di depan bagi orang-orang yang hidup di era Cayce. Pada kasus-kasus tersebut, kita sudah tahu apakah pernyataan-pernyataan Cayce menjadi kenyataan atau tidak.
Dalam banyak hal, penulis tergoda untuk melewati saja “nubuat-nubuat lama” itu dan menulis buku yang hanya berkaitan dengan pandangan yang berjangka waktu panjang. Tapi, penting sekali bagi kita untuk mempertimbangkan seluruh nubuat Cayce. Pertimbangan pertama, pandangan yang komprehensif akan membuat kita melihat semua faktor dan dimensi yang menjadi bagian dari pandangan-dunia Cayce. Selanjutnya, beberapa “nubuat lama” yang kelihatannya tidak menjadi kenyataan mungkin saja sebenarnya hanya belum terjadi. Barangkali Edgar Cayce sekadar keliru masalah waktu. Yang pasti, akan ada gunanya melihat secara dekat seluruh isi paket nubuat Cayce, tidak hanya petunjuk-petunjuk eksplisit atau pengintipan langsung yang ia tawarkan mengenai abad 21 dan seterusnya.
Bab-bab telaah atas nubuat Cayce ini di bagian selanjutnya akan dibagi ke dalam tiga golongan utama atau “Bagian-bagian”. Berikut ini gambaran tujuan untuk setiap bagian dan ikhtisar topik-topik bab di dalam setiap bagian:
Bagian I, Edgar Cayce Sebagai Seorang Visioner, adalah bagian yang membahas secara langsung nubuat-nubuat spesifik dalam terawangan Cayce yang berkaitan dengan perubahan. Pada bagian ini kita akan mengamati bagaimana Cayce melakukan kegiatannya sebagai cenayang, dan kita pun akan memeriksa hal-hal detail dari perkataannya mengenai apa saja yang mungkin akan terjadi di penghujung abad 20 dan memasuki abad 21. Bagian buku ini hanya sedikit membahas para penubuat dan futurist (aspek penting dalam buku ini, tapi sebagian besar akan dirangkum di Bagian II). Bagian I terdiri dari dua bab:
• Bab 1, Edgar Cayce: Visioner Abad 21 dan Abad-abad Mendatang, menelaah bagaimana Cayce memberikan terawangannya. Bab ini diawali dengan pemberian terawangan di tahun 1936, yang menyajikan beberapa nubuat paling dramatis yang pernah disingkap olehnya, termasuk kemungkinan tentang kehidupan seratus lima puluh tahun dari sekarang, tepatnya di abad 22. Bab 1 juga memberikan contoh-contoh bakat kewaskitaan Cayce, seperti pernyataan yang memperingatkan datangnya Depresi Besar—yaitu kemerosotan dunia industri dan keuangan di tahun 1929 sampai beberapa tahun sesudahnya—juga Perang Dunia II.
Bab pertama ini juga mengkaji pertanyaan tentang apa artinya hidup di masa-masa perubahan. Dan, apakah maksud sesungguhnya dari “zaman baru” yang telah diprediksikan Cayce? Cayce mengatakan kita akan hidup di periode dunia-dalam-masa-transisi. Jadi, bagaimana kita merespons kehidupan padahal segala sesuatunya berubah, bagaimana kita bertahan agar tidak mengalami situasi yang membuat kita kacau-balau? Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi tema pokok seluruh isi buku, dan mulai difokuskan di Bab 1.
• Bab 2, Nubuat Edgar Cayce tentang Perubahan Bumi, menelaah beberapa pernyataan Cayce yang paling dramatis sepanjang ia memberikan terawangan. Pernyataan-pernyataan ini merupakan ramalannya tentang perubahan bentuk fisik bumi dalam skala raksasa. Tapi ramalan Cayce ini paling sering disalahpahami atau dikutip secara keliru dibandingkan hasil terawangan Cayce lainnya. Di bab ini pula kita akan memeriksa seluruh nubuat perubahan bumi sesuai urutan waktu kronologis ketika Cayce memberikannya.
Bagian II, Nubuat tentang Kekacauan Dunia, menyajikan ikhtisar tentang Cayce yang diperbandingkan dengan beberapa tradisi nubuat. Termasuk dalam bagian ini adalah bahan-bahan yang diberikan Cayce mengenai dunia yang berubah secara politis dan spiritual. Ketiga bab di Bagian II adalah:
• Bab 3, Beberapa Aliran dalam Sejarah Peramalan, adalah penggalian yang amat menarik terhadap beberapa sumber tradisi nubuat, termasuk Nostradamus, beberapa Suku Indian Amerika Selatan dan Utara, dan seorang wanita peramal termasyhur, Irene Hughes. Seperti yang sering kali diindikasikan oleh Cayce mengenai pendidikan, kita sebaiknya belajar melalui perbandingan dan mencari korelasi. Ada begitu banyak yang ditemukan di dalam nubuat-nubuat yang sangat tak ternilai ini, di mana mereka berdiri berdampingan dengan nubuat-nubuat Cayce.
• Bab 4, Tatanan Dunia Baru Abad 21, menyelidiki nubuat-nubuat Cayce berkaitan dengan perubahan besar-besaran dalam wilayah kesadaran umat manusia—sesuatu yang sangat berbeda sehingga bisa disebut tatanan baru keberadaan atau “ras akar” (atau “ras” baru, bukan dalam artian warna kulit, melainkan tingkat kesadaran). Bab ini juga meneliti nubuat-nubuat yang bertema perubahan sosial serta takdir bangsa-bangsa—disebut juga nubuat “Urusan Duniawi”—plus visi Cayce tentang perawatan kesehatan di abad 21 dan seterusnya.
• Bab 5, Visi tentang Atlantis, Perubahan Cuaca, dan Turunnya Nabi Isa, meneliti bagian-bagian penting lainnya dari nubuat Cayce. Awalnya, kita akan menjelajahi kemungkinan bahwa ratusan terawangan yang diberikan Cayce tentang Atlantis mungkin bukan retrokognisi (yaitu, pandangan nubuat mengenai waktu yang tidak tercatat dalam sejarah) tapi justru prakognisi (nubuat tentang apa yang akan kita alami di abad 21 dan seterusnya).
Masih dalam bab yang sama, kita pun akan menyelidiki kemungkinan bahwa nubuat Cayce tentang perubahan bumi sebaiknya dipahami sebagai kejadian-kejadian yang mungkin berlangsung di abad 21 sebagai akibat perubahan cuaca yang dramatis. Perubahan iklim bisa memicu banyak hal yang telah digambarkan Cayce.
Terakhir, bab ini membahas nubuat Cayce yang paling luar biasa: Kedatangan Kedua Nabi Isa. Apakah kita boleh berharap agar ia kembali, bahkan di masa kehidupan kita? Cayce menawarkan janji memikat ini lewat beberapa nubuatnya. Tapi ia selalu mengajukan kemungkinan-kemungkinan tertentu (yakni, hal-hal yang disyaratkan harus terjadi sebelumnya). Tapi yang mungkin sama pentingnya dengan memahami kemungkinan-kemungkinan ini adalah mengenali bahwa “Kedatangan Kedua” boleh jadi tidak seperti yang kita sangka. Bukan Nabi Isa sekadar muncul di Bumi, barangkali ini lebih terkait dengan cara-cara baru di mana Ruh Isa (yang penuh cinta kasih) akan betul-betul dihidupkan oleh manusia di abad 21 dan seterusnya.
Bagian III, Pedoman Utama Hidup di Abad 21, mungkin merupakan bagian paling penting dari buku ini, meskipun sebagian besar pembaca barangkali membeli buku ini demi alasan yang lebih terkait dengan dua bagian sebelumnya. Di bagian akhir ini kita akan mengetahui aspek paling mendasar dari nubuat Cayce—yakni, cara baru hidup di Bumi di abad 21 akan menciptakan budaya keplanetan yang sudah bertransformasi dan diperbaharui. Inilah potensi positif yang terkandung di seluruh nubuat Cayce. Pesan penuh harapan inilah yang bisa kita ambil dari buku ini. Kendati visinya tentang masa depan juga meliputi masa-masa sulit—baik di dalam diri dan di luar diri kita—namun nubuat-nubuatnya selalu mencerminkan rasa optimistis, suatu harapan bahwa umat manusia akan lebih baik karena menghadapi masa istimewa ini dan diperbaharui kembali melalui tantangan-tantangan ini.
“Pedoman” hidup di milenium baru ini terdiri dari lima bab, tiap-tiap bab menawarkan potongan mozaik yang menakjubkan dari bahan-bahan terawangan Cayce. “Gambaran Besar” itu adalah gambaran penuh kekuatan tentang bagaimana kita tepatnya, sebagai individu, dapat mulai membantu membentuk masyarakat baru bagi Bumi. Bagian ini berisi:
• Bab 6, Memahami Perubahan Mental di Abad 21, memberikan kesempatan untuk mengamati secara teliti bagaimana nubuat Cayce tentang perubahan bumi tak hanya terkait dengan dunia luar, tetapi juga menyangkut perubahan dalam diri kita. Apa yang terjadi di dalam diri kita ketika nilai-nilai dan pandangan-pandangan yang paling berharga tak lagi dirasakan valid? Bagaimana kita menanggapi bukti-bukti yang semakin banyak mengenai keharusan akan “perubahan paradigma” yang dramatis? Beberapa pilihan akan dijabarkan secara lugas.
• Bab 7, Visi Edgar Cayce untuk Lima Teka-teki Kuno, mirip seperti buku pegangan tentang psikologi spiritual Edgar Cayce di abad 21. Bab ini mengemukakan lima persoalan misterius perihal kondisi manusia dan memberikan pandangan segar supaya kita bisa hidup bebas dan kreatif di Bumi. Teka-teki ini merupakan persoalan yang telah digeluti manusia selama ribuan tahun. Bukan berarti di abad 21 persoalan kuno ini mendadak lenyap. Tetapi psikologi holistik Cayce—tubuh, pikiran, dan ruh yang dihubungkan secara piawai—menawarkan perspektif baru terhadap isu-isu lama:
- Hakikat waktu.
- Masalah baik dan buruk.
- Persoalan bagaimana spiritualitas dan penyembuhan dapat berinteraksi.
- Persoalan bagaimana kita bisa membantu orang lain dalam perjalanan spiritual.
- Persoalan tindakan apa yang harus dilakukan dengan amarah dan agresi.
• Bab 8, Petunjuk dan Pengambilan Keputusan di Abad 21, menitikberatkan pada kekuatan kita untuk memilih. Pada akhirnya, jenis masa depan yang akan kita alami di milenium baru merupakan hasil dari pilihan-pilihan kecil yang dibuat oleh triliunan orang. Sebagaimana kehendak bebas (free will) yang menjadi kunci bagi pertumbuhan jiwa individu, begitu pula pengambilan keputusan adalah kunci bagi penciptaan budaya keplanetan yang baru. Kita mesti belajar bagaimana menggunakan anugerah spiritual, yakni kehendak bebas ini, dengan cara yang sehat dan konstruktif. Bab ini menyajikan satu teori kehendak bebas dari Cayce, disertai program praktis 9 langkah untuk mengambil keputusan yang diarahkan secara spiritual. Sudah pasti, bab ini salah satu yang terpenting dalam buku ini, terutama jika kita menganggap buku ini sebagai pedoman untuk menciptakan dunia yang mungkin akan terwujud menurut visi Cayce.
• Bab 9, “Kerja” Spiritual di Abad 21, menelaah masalah praktis. Apa maksud dari memiliki pekerjaan-yang-bertujuan di dunia modern ini? Melibatkan apa sajakah untuk benar-benar mewujudkan tujuan ruh seseorang, misi hidupnya? Tipe terawangan dari Cayce yang kedua tersering diminta adalah “terawangan kehidupan” (kedua setelah terawangan kesehatan yang menyampaikan diagnosis pengobatan secara supranatural). Terawangan kehidupan sering kali berupa “nubuat pribadi” untuk beberapa kalangan. Dengan kata lain, tidak hanya untuk meramalkan tentang perubahan bumi atau peristiwa-peristiwa yang akan datang, Cayce menggunakan potensi nubuatnya untuk membantu seseorang dalam mengetahui peta perjalanan pribadinya di masa depan—ini termasuk mengidentifikasikan tujuan ruh dan kemudian melangkah maju untuk mewujudkan misi tersebut. Strategi serta pendekatan Cayce sebagai seorang psikolog spiritual dalam hal ini dapat diadaptasikan dan digunakan oleh kita semua sekarang. Dan bab ini menyajikan uraian seperti apa persisnya proses itu.
• Bab 10, Meditasi: Kunci Menuju Hidup Sehat dan Penuh Kekuatan di Abad 21. Tanpa meditasi, kebiasaan dan pengondisian atas kepribadian diri kita yang telah terluka akan mengambil alih—secara individual maupun kolektif. Tanpa meditasi, dunia di abad 21 dan seterusnya hanya bisa menanti ekspresi mendalam dari penderitaan dan perselisihan. Tapi dengan pertumbuhan meditasi yang mendunia sebagai suatu disiplin harian, kesempatan untuk kerja sama dan transformasi keplanetan menjadi sangat mungkin. Apabila kita tidak menyelami meditasi dan menerapkannya secara teratur, maka sedikit sekali manfaat mempelajari nubuat lain yang telah disampaikan oleh Cayce.
• Bab 11, Kita Bisa Melakukan Perubahan, menjadi puncak dari buku ini. Bab ini meliputi nubuat yang paling penting di antara seluruh nubuat. Kita akan membentuk masa depan, dan ada cara khusus untuk memahami bagaimana tepatnya kekuatan kreatif dapat bekerja.
Mengkaji Edgar Cayce Lebih Dalam
Ketika kita menjelajahi sebelas topik di bab-bab berikutnya, ini artinya kita akan melihat jauh ke dalam ajaran Edgar Cayce yang luas. Tapi manakala kita mempelajari karya seseorang seperti Cayce, kita terlalu mudah menginginkan jawaban yang cepat. Sebab, rasanya begitu banyak waktu yang dihabiskan untuk mengarungi informasi yang jumlahnya amat banyak itu. Apalagi, di zaman sekarang, di mana banyak sekali orang tidak sabaran, kita ingin “pemecahan akhir” dan lebih suka meninggalkan jawaban-jawaban yang lebih subtil, lebih rumit, dan paradoksal sebagaimana yang sering diberikan oleh Cayce.
Pola ini terutama sekali berlaku ketika menyangkut sesuatu yang kompleks seperti penyelidikan terhadap masa depan. “Bagaimana masa depan kita di planet ini?” demikian kita bertanya-tanya. Dan kita mau jawaban yang lugas—sebuah ramalan langsung. Sebaliknya, kita sering menemukan Cayce berbicara tentang peluang-peluang atau mengingatkan kita tentang kehendak bebas yang menentukan apa yang akan terjadi pada kita—secara pribadi atau kolektif. Dalam bagian Pendahuluan ini, kita akan mengetahui bahwa akan banyak kasus tambahan yang nanti dikupas di dalam buku ini—banyak contoh di mana penglihatan sekilas tentang masa depan meminta kita untuk memeriksa diri kita secara holistik (tubuh, pikiran, dan ruh) dan mengenali akan betapa pentingnya pilihan berdasarkan kehendak bebas.
Simak pertanyaan ini, “Di abad 21 dan seterusnya, seberapa panjangkah usia manusia kelak—seberapa lamakah harapan hidup manusia?” Penelitian di bidang medis kini mulai percaya bahwa di pertengahan abad 21, harapan hidup manusia—bagi mereka yang memiliki akses perawatan kesehatan terbaik—akan mencapai 150 tahun. Ramalan dahsyat ini mengingatkan kita pada ramalan umur panjang dari Cayce, yang mengindikasikan harapan hidup 120 sampai 150 tahun. Sebagai contoh, kepada seseorang yang bertanya berapa lamakah dia akan hidup, Cayce menjawab, “Sampai seratus lima puluh (tahun)! Jika ada kesempatan.” (#866-1). Seorang laki-laki lain diberi tahu oleh Cayce, “Dan apabila menetapkan hidupmu seratus dua puluh tahun, maka kau bisa hidup seratus dua puluh satu tahun!” (#2533-6).
Siapakah kita yang bisa membuat kemungkinan seperti itu? Berapa banyak orang yang akan hidup selama itu? Terobosan dalam penelitian medis—terutama yang berkaitan dengan manipulasi gen—bisa jadi mampu menciptakan mesin-tubuh yang sangat efisien sehingga bisa bertahan dua kali lipat lebih lama dari masa sekarang. Tapi prospek paling menakjubkan bahwa “Kita bisa hidup sampai 150 tahun” membuat kita terlalu terfokus pada angka “150” bukannya pada kata “hidup”. Kualitas hidup seperti apakah yang kita bicarakan saat membayangkan masa kehidupan yang begitu panjang tersebut? Apakah upaya-upaya dalam memperpanjang hidup berasal dari ketakutan kita pada kematian—yakni, bahwa kita akan menunda “sesuatu yang tidak terelakkan” itu selama mungkin?
Pertimbangkan bahwa perpanjangan hidup sesungguhnya melibatkan tantangan tiga arah. Manusia memiliki tiga komponen yaitu, fisik, mental, dan spiritual. Jika pertanyaannya sekadar berapa tahun tubuh bisa tetap hidup (sayangnya, seperti itulah yang dipikirkan oleh para peneliti medis), maka itu adalah persoalan materi—seperti sebuah garis-waktu di mana kita menemukan suatu cara untuk membuatnya sedikit lebih panjang. Dan ketika kita mendengar tentang kemungkinan dapat hidup sampai 150 tahun—baik di masa kehidupan sekarang atau berikutnya—barangkali kita awalnya berpikir secara satu-dimensi: Apa yang akan saya lakukan dengan tahun-tahun ekstra itu? Akankah saya merasa bosan?
Sesuatu berubah, bagaimanapun juga, begitu kita berkenalan dengan gambaran yang lebih besar dan mencermati topik ini secara lebih holistik. Alih-alih satu garis-waktu berdimensi satu yang bertambah panjang, bayangkanlah sebuah bidang (sesuatu dengan dimensi spasial yaitu tinggi, lebar, dan kedalaman) meluas menjadi bidang yang jauh lebih besar. Nah, sekarang kita memiliki satu model perpanjangan hidup yang berdimensi tiga, dengan komponen-komponen tambahan—yang juga memperdalam kehidupan mental dan spiritual kita. Kini kita bisa menelaah maksud hidup yang sesungguhnya melalui parameter dan harapan yang baru. Penekanan inilah yang akan menjadi kualitas hidup, bukan jumlah peringatan ulang tahun yang kita lewati sebelum mati.
Alam mental yang bagaimanakah yang sepadan dengan pelipatgandaan umur tubuh fisik yang semakin panjang? Dengan kata lain, seperti apakah perluasan dramatis yang setara di dalam wilayah pikiran? Mungkin jawabannya adalah perkembangan kesadaran intuitif—menariknya, ini merupakan satu lagi dari sepuluh tema nubuat untuk abad 21. Andaikan kita dapat mengalami hubungan kita dengan orang lain secara lebih langsung—secara empatik dan fisik—maka itu bisa mengubah kualitas hidup kita secara besar-besaran, mungkin membuat prospek usia 150 tahun menjadi lebih menarik ketimbang yang dirasakan saat ini.
Satu lagi perpanjangan hidup yang memungkinkan dalam wilayah mental adalah pemahaman baru tentang “kematian” dan “mati”. Banyak sekali sikap dan gaya hidup modern ini yang berputar mengelilingi ketakutan akan kematian. Menurut Cayce, nubuat-nubuat simbolis yang terdapat di dalam Piramida Agung, termasuk sebuah sarkopagus kosong, menunjukkan bahwa awal kesadaran baru pada manusia adalah tidak adanya perasaan takut pada kematian: “Tidak akan ada lagi kematian. Jangan salah paham atau salah tafsir! Tapi penafsiran akan kematian akan diperjelas.” (#5748-6).
Kalau begitu, jenis perluasan spiritual seperti apakah yang memungkinkan kita di pertengahan abad 21 nanti hidup selama 150 tahun? Karena psikologi spiritual Cayce sangat sering mengaitkan “nilai dan cita-cita” dengan dimensi spiritual, marilah kita cermati apa yang membuat perluasan spiritual begitu berarti. Untuk memparafrasekan pepatah Cayce “Jangan hanya menjadi baik; menjadi baiklah untuk sesuatu”, kita mungkin juga akan mengatakan, “Jangan hanya hidup lama di dunia; hidup lamalah di dunia karena Anda melakukan sesuatu yang berfaedah bagi orang lain”. Atau, terawangan Cayce lainnya yang terang-terangan mengingatkan kita, “Kita adalah penjaga saudara (dan saudari) kita”. Walaupun kita tidak bertanggung jawab “atas” mereka, namun kita bertanggung jawab “kepada” mereka.
Dengan sistem nilai spiritual yang berbasis pemahaman mendalam terhadap kebertujuan (purposefulness), kita memiliki tiga jenis perluasan; dan sekarang pemahaman kita tentang “perpanjangan hidup” mengandung makna yang jauh berbeda dari sekadar hidup lebih lama serta mengumpulkan sekuritas sosial untuk masa tua. Kini setiap kelahiran adalah satu kesempatan yang lebih kaya untuk mengalami apa yang menjadi tujuan jiwa-jiwa di muka bumi ini. Ini memberikan kita satu gambaran yang lebih dalam dan akurat mengenai salah satu nubuat Cayce untuk abad kita dan abad-abad mendatang. Cara holistik inilah yang akan dilakukan dalam mengkaji nubuat-nubuat Cayce.
Tujuan Buku Ini
Nubuat-nubuat mengenai harapan hidup manusia, tentunya, hanya salah satu contoh kecil mengenai betapa pentingnya mempertimbangkan tubuh, pikiran, dan ruh saat mempelajari bahan-bahan dalam ajaran Cayce. Tapi yang menjadikan karya tokoh ini begitu menakjubkan adalah karena ia tak pernah memberikan jawaban yang dangkal atau sederhana. Kita diharuskan mengkaji topik-topiknya secara holistik—dan yang lebih penting, bahwa kita mengkaji bahan-bahannya berkenaan dengan peran pribadi kita dalam membentuk pengalaman. Tidak sepantasnya kita duduk-duduk saja dan menunggu apa yang akan terjadi di masa depan: Kita bisa langsung ikut terlibat dalam penciptaan masa depan. Itulah inti “nubuat” yang sebenarnya: ajakan untuk turut menciptakan masa depan.
Tujuan buku ini adalah mempelajari secara mendalam apa tepatnya yang dimaksudkan Cayce tentang zaman kita hidup sekarang ini. Telaahnya tentu saja diperkuat dengan membandingkan sumber-sumber yang setara. Dengan begitu, di sepanjang buku Anda akan menemukan perbandingan-perbandingan dengan tradisi nubuat kuno, juga para futurist yang memiliki pemikiran paling kreatif belakangan ini. Salah satu contohnya bisa dicermati dalam Pendahuluan ini. Bangsa Maya menyusun kalender yang keakuratannya sungguh mencengangkan. Akan tetapi, dari semua indikasi, proyeksi mereka tentang takdir dunia tidak melewati tahun 2012—atau, beberapa pihak berargumen, bangsa Maya memiliki firasat bahwa dunia pasca-2012 tidak bisa ditentukan dan dikendalikan menurut pilihan kita. Kendati Cayce sendiri tidak menargetkan bahwa pada tahun 2012 akan terjadi kejadian khusus, pada kenyataannya akan ada kejadian astronomis yang luar biasa di tahun 2012: Transit Venus pada Matahari (tepatnya, menurut perspektif bumi, Venus akan berada tepat di depan matahari.) Transit-transit yang langka oleh Venus ini terjadi berpasangan, dan kita baru-baru ini mengalaminya di tahun 2004. Tapi setelah transit 2012, peristiwa langka ini tidak akan terjadi lagi sampai 2117.
Beberapa penafsir menarik kesimpulan adanya arti yang sangat penting dengan kebetulan bahwa kalender Maya yang berakhir tahun 2012 dan transit planet Venus pada Matahari di tahun yang sama. Mereka melihat ini sebagai tanda astronomis mengenai suatu transformasi global yang dibicarakan oleh Cayce dalam nubuat-nubuatnya.
Dan transformasi global merupakan intisari nubuat-nubuat Cayce: Sebuah transformasi di mana kita berperan membantu untuk membentuknya. Buku ini bisa dibaca sebagai panduan untuk ikut menciptakan masa depan di mana Cayce dan visioner hebat lainnya telah melihatnya sebagai kemungkinan yang sangat nyata bagi umat manusia di abad 21. Beberapa bab akan menguraikan sejumlah informasi; bab-bab lainnya akan diarahkan lebih pragmatis, menyangkut hal-hal yang bisa mulai Anda lakukan dalam hidup Anda. Juga, tidak menutup kesempatan jika bab-bab ini dibaca tidak berurutan, bergantung pada topik mana yang Anda minati. Tak penting bagaimana Anda membaca buku ini. Tapi ingatlah bahwa hanya melalui penerapanlah gagasan-gagasan ini bisa terwujud dan menciptakan suatu perubahan.
————————–————————–———-
Judul Asli: Edgar Cayce’s Predictions for 21st Century
Pengarang: Mark Thurston
Penerjemah: Meithya Rose Prasetya
Penyunting: Salahuddien Gz
Penerbit: Kayla Pustaka
————————–————————–———-
SEGERA TERBIT DALAM WAKTU DEKAT!
Sumber:http://www.facebook.com/home.php?#!/notes/salahuddien-gz/ramalan-ramalan-edgar-cayce-untuk-abad-21/406207951975

3 komentar:

  1. nice post gan....
    tapi kita jangan pernah percaya 100% sama ramalan,kita hanya harus percaya pada yang maha kuasa...
    like it,,,

    BalasHapus
  2. nice post gan....
    tapi kita jangan pernah percaya 100% sama ramalan,kita hanya harus percaya pada yang maha kuasa...
    like it,,,

    BalasHapus
  3. Iya gan^^, tetep 100%percaya sama yang ngasih kehidupan, ini cuman buat ilmu pengetahuan aja^^

    BalasHapus